Minggu, 13 Februari 2011

Fenomena Terapi Ion Rendam Kaki

Akhir - akhir ini fenomena terapi ion rendam kaki tumbuh subur bak jamur di musim hujan.Kalau kita perhatikan di mal-mal dan diperkampungan banyak sekali terapi rendam kaki / detoksifikasi dengan harga bervariasi dari yang 10 ribu bahkan sampai ratusan ribu tergantung dimana lokasinya.

Terapi rendam kaki peralatannya sangat sederhana,sebagaimana yang pernah saya coba didekat rumah.Kaki dicelupkan kedalam sebuah bak khusus yang telah disediakan yang sudah diisi air sedalam ukuran matakaki,lalu dimasukan garam dapur dan alat terapi berbentuk kotak yang sudah dialiri listrik berdaya rendah.Alat tersebut dijepit dengan kedua kaki selama 30 menit.Dalam masa proses terapi dapat kita perhatikan perubahan warna pada air di dalam bak,Perubahan itu diyakini sebagai indikasi penyakit yang diderita oleh si pasien.
Menurut si empunya alat ini dan brosur yang di edarkan,perubahan warna dan partikel pada saat terapi menandakan penyakit :

Kuning Kehijauan : Toksin dari ginjal dan saluran kantong kemih.
Kuning Berminyak : Kolesterol
Coklat/Abu-abu : Toksin dari hati,lever
Hijau Tua : Toksin dari Empedu
Busa Putih : Asam lambung/mag,perut kembung
Becak Hitam : Logam Berat
Bercak Merah : Partikel Darah Beku

Adapun manfaat terapi adalah dapat melancarkan peredaran darah,mengatasi gangguan tidur,menormalkan asam urat,menghilangkan bau badan,gatal-gatal dll.

Namun yang patut dipertanyakan adalah apakah benar hanya dengan alat sederhana rendam kaki yang dialiri listrik dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit? Dan apakah para pakar kesehatan sudah mengakui manfaat alat tersebut?

Nah dalam hal ini kita orang awan agar lebih berhati hati jika ingin melakukan terapi detox rendam kaki jangan dilakukan didalam diruangan tertutup sebaiknya diluar ruangan karena memiliki Resiko,Reaksi gas Klorin yang beracun dan gas Hidrogen yang mudah terbakar.Karena gas berbahaya akan terkonsentrasi.Dari beberapa artikel yang pernah saya baca beberapa pakar kesehatan menyimpulkan bahwa alat ini belum dapat dipertanggungjawabkan secara medis dan ilmiah.